Sosok di Balik Sukses Para Pebalap Grandprix Motor




Pada yang suka balap grandprix motor tentu kenal nama besar jenis Valentino Rossi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo atau Marc Marquez. Lantas generasi '90-an, waktu kejuaraan dunia itu masih memercayakan mesin 2 cara, orang kenal Mick Doohan, Wayne Rainey atau Kevin Schwantz.

Tetapi beberapa orang yang mendapatkan talenta atau menyangga mereka, dapat jadi jarang-jarang orang yang mengenali. Walau antara beberapa pemain di belakang monitor itu juga sempat jadi juara di eranya. Yuk, kita lihat siapapun mereka itu.Kabar yang lain :Tanpa Lagi DesmoDovi di GP 2021

Di Austria, KTM dapat Menang?

Yamaha Yahud, Honda K.O.

Elena Myers, Bakat yang Tersandung oleh Trauma Seksual

1. Giacomo Agostini

Kecuali masih menggenggam rekor titel juara dunia paling banyak di semua kelas, Agostini juga sempat beraksi jadi manager di tempat yang membesarkan namanya itu.

Mundur dari trek pada 1977, Ago kembali pada paddock pada 1982 untuk seorang manager team.

Membesut team yang didukung oleh Marlboro, Marlboro Yamaha Tim Agostini, merampas 3 gelar di kelas penting lewat Eddie Lawson pada 1984, 1986 serta 1988. Serta dalam periode waktu 1986 sampai 1990, pria berpaspor Italia itu juga mengasuh team di kelas 250cc serta menggandeng Luca Cadalora (juara dunia 250cc tahun 1991 serta 1992) serta Alex Criville (juara GP 500cc musim 1999). Karier manajerial Ago di Yamaha usai pada 1992.

Pada tahun selanjutnya, ia bela pabrikasi asal negerinya, Cagiva, sampai tahun 1994 waktu pabrikasi itu mundur dari grandprix motor. Semasa satu tahun selanjutnya, Agostini cuma konsentrasi pada Gp 250cc bersama-sama Honda sampai ia betul-betul mundur dari pertandingan balap motor prototipe.

2. Kenny Roberts

Kenneth Leroy Roberts diketahui untuk godfather-nya balap motor asal Amerika Serikat. Roberts ialah seorang pembalap yang aktif pada 1974 - 1983. Bersama-sama Yamaha, Roberts merangkul gelar pada 1978 - 1980 sekaligus juga jadi juara dunia grandprix motor pertama yang dari negeri Paman Sam. Pensiun di akhir musim 1983, ia lantas konsentrasi jadi manager di team kepunyaannya, Tim Roberts.

Tahun 1990 ialah awal waktu keemasan Tim Roberts. Mendapatkan dukungan dari Marlboro, pembalap Tim Roberts jadi raja di dua kelas sekaligus juga. Wayne Rainey di GP 500cc serta John Kocinski di kelas 250 cc. Rainey juga sukses mengulang keberhasilan Roberts dengan jadi nomor 1 semasa tiga tahun beruntun, 1990 sampai 1992. Jalannya berhenti waktu alami kecelakaan fatal di circuit Misano Italia pada 1993 yang membuat kakinya lumpuh.

Sesudah kira-kira 25 tahun bersama-sama Yamaha, Roberts juga merealisasikan tekadnya jadi team yang membuat motornya sendiri. Diapun memperoleh sponsor dari pabrikasi Malaysia, Proton pada 1997 serta lahirlah Proton Tim KR yang memercayakan mesin 2 cara 3 silinder. Waktu peraturan mengganti mesin 2 cara jadi 4 cara, Tim KR juga membuat mesin baru memiliki 990 cc 5 silinder, menyontoh proyek awal RC211V Honda.


 

Postingan populer dari blog ini

Geochemists around the world have actually been actually thrilled around capturing

Arendt concurs that a brand-new label remains in purchase

Changes in the apparent size